“Di atas batu ini, saya meletakkan Peradaban Orang Papua. Sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat te...
“Di atas batu ini, saya meletakkan Peradaban Orang
Papua. Sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal
budi dan marifat tetapi tidak dapat memimpin bangsa ini, Bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya
sendiri” (Wasior, 25 Oktober 1925; Pdt, Izaac Samuel Kijne).
Oleh; Minius Komba
(Kumpulan kritik dan saran yang dirangkum berdasarkan situasi pendidikan di Papua yang semakin kompleks permasalahannya).
Kebutuhan akan sumber daya manusia menjadi tolak
ukur perkembagan tingkat kamajuan pembangunan ekonomi, sosial, politik dan budaya
disuatu wilayah atau daerah tertentu. Dalam hal ini perkembangan situasi pembanguan diseluruh pelosok papua
diketahui bahwa hampir semua sektor atau bidang tidak dikembangkan dengan secara
maksimal, dan dibiarkan begitu saja. Sementara tingkat kuantitas sumber daya
manusia papua sendiri sudah meningkat dari tahun ke tahun sebelumnya, namun
dampak perubahan pembangunan diberbagai bidang
belum terlihat.
Faktanya
bahwa hampir semua para sarjana muda papua tidak difungsikan hasil adopsi inovasi ilmu pengetahuan dan
teknologi selama berpendidikan didunia kerja nyata karena adanya beberapa
asumsi yang merupakan faktor penyebab sulitnya para sarjana muda Papua dalam
mengembagkan ilmu dan pengetahuannya di pemerintahan maupun di masyarakat Papua.
Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi hambatan atau kendala sehinga kita
orang Papua sendiri perlu untuk mengetahuinya terutama dalam hal ini, pemerintah
provinsi Papua dan dinas terkait bahwa:
1. Kurangnya kerja
sama dan koordinasi antara pihak pemerintah daerah dan dinas pendidikan
setempat, dalam hal ini upaya untuk membangun sumber daya manusia yang
berkualitas, mampu bersaing diberbagai didunia kerja. dan mandiri
2. Kurangnya
pembinaan orang tua yang masih rendah terhadap anak tentang pentingnya pendidikan
yang saat ini tidak terlepas dengan perkembangan situasi pembangunan ekonomi,
sosial, politik, dan budaya yang nantinya akan menentukan nasip dan harapan
hidup sebagai anak generasi bangsa orang Papua di negerinya sendiri.
3. Sistem pemberian
beasiswa yang tidak memperhatikan prestasi dan kebutuhan akan sumber daya
manusia diberbagai bidang yang ada
diseluruh Tanah Papua.
Tingkat
mutu penjaminan dan pengembangan pendidikan yang masih jauh berbeda dengan
kualitas kemajuan pendidikan didaerah lain
4. Alokasi bantuan
dana pendidikan yang tidak tepat pada sasaran, artinya pemerintah daerah sudah
menggarkan jumlah bantuan dana pendidikan yang begitu besar, namun pemerintah
kurang memperhatikan kesenjangan pendidikan antara harapan dan kenyataan yang
terjadi dilapangan.
5. Kontrol
pemerintah serta pihak-pihak terkait yang masih
rendah sehingga akses pendidikan yang tidak memungkinkan bagi anak-anak
generasi Papua untuk memperoleh
pendidikan yang layak
6. Kepedulian
pemerintah dan lembaga-lembaga terkait terhadap pembentukan karakter pendidikan masa depan anak-anak generasi muda papua yang saat ini menjadi wacana
diberbagai media sosial.
7. Kurangnya
lembaga pemerhati pendidikan untuk masa depan anak-anak generasi Papua
diberbagai pelosok Papua
Mutu
pendidikan bagi masa depan generasi Papua dihadapkan dengan berbagai hambatan
dan kendala yang sudah diuraikan diatas merupakan tugas dan tanggung jawab dari
berbagai pihak, terutama pemerintah dan dinas pendidikan terkait perlu sekali
untuk mengupayakan langka-langka kongkrit sebagai solusi yang bisa memberikan
harapan dan masa depan anak-anak Papua yang cerdas, berbudaya dan mandiri.
Melihat
situasi atau kondisi pendidikan di papua yang tidak memungkinkan sehingga
sangat perlu adanya penataan ulang sistem pendidikan yang sedang berjalan
khususnya diseluruh Tanah Papua. Oleh sebab itu harus dilakukan beberapa
program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang diantaranya:
1. Perlu adanya
sosialisasi dan program pemberian makanan bergizi bagi ibu-ibu hamil ditingkat
Kampung dan Kota
2.
Membentuk
karakter pendidikan, moral, melalui orangtua sebagai figur masa depan anak, lingkungan
sekolah, gereja dan pihak terkait.
3.
Perlu adanya
pembangunan sistem pendidikan yang berbasis Asrama dari tingkat dasar dan
tingkat menengah atas dilengkapi dengan berbagai fasilitas sekolah yang bermutu dan tenaga
pengajar ahli serta pembina rohani.
4.
Perlu adanya
program khusus untuk tenaga pengajar dari tingkat TK sampai dengan SMA/SMK.
5.
Perlu adanya
yayasan pendidikan peduli untuk masa depan anak-anak papua diseluruh tanah
papua yang nantinya akan bekerja sama dengan pemerintah dan dinas terkait.
6.
Membangun dan mengerakkan
lembaga mutu penjaminan dan pengembangan pendidikann di setiap kota kabupaten
7.
Program
pemberian beasiswa unggulan bagi anak-anak Papua berdasarkan kebutuhan sumber
daya manusia disetiap daerah
Krirtikan
dan saran yang telah dimuat dalam poin-poin diatas merupakan ajakan agar kita
sebagai generasi penerus Papua mampu bersaing dan dapat menjadi tuan diatas
tanahnya sendiri.
Akhir
kata penulis menyadari bahwa banyak kesalahan dalam penulisan opini sederhana
ini, baik dari penempatan kata-kata dan kalimat, sehingga penulis mengharapkan
kritik, saran dan masukan dari pembaca agar penulisan selanjutnya lebih baik
lagi tentang persoalan pendidikan yang sedang terjadi seluruh tanah Papua.
Editor : Jeeno
Humas Immapa Bali
COMMENTS